LPPM News – Brebes, 21 Februari 2025. Sampah plastik yang selama ini menjadi masalah lingkungan ternyata dapat diubah menjadi sumber energi alternatif yang bermanfaat. Hal ini disampaikan dalam kegiatan sosialisasi bertajuk “Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Pertalite dengan Metode Pirolisis”, yang digelar di Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) Brebes. Acara ini difasilitasi oleh Lembaga Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) UMUS bekerja sama dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Brebes.
Sosialisasi ini menghadirkan narasumber ahli, Prof. Dr. Drs. Pranoto, M.Sc, dan Mazlan, S.Si., M.Si., yang menjelaskan secara rinci proses pirolisis sebagai solusi inovatif dalam mengatasi permasalahan limbah plastik. Dalam pemaparannya, Prof. Pranoto mengungkapkan bahwa metode pirolisis merupakan teknik pemanasan sampah plastik dalam kondisi tanpa oksigen, yang dapat mengurai material plastik menjadi produk bahan bakar cair mirip dengan pertalite.
“Metode pirolisis ini memungkinkan kita mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Proses ini juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengatasi permasalahan limbah plastik yang mencemari lingkungan,” ujar Prof. Pranoto dalam paparannya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa proses pirolisis dapat menghasilkan tiga produk utama, yaitu bahan bakar cair (mirip dengan pertalite atau solar), gas pirolisis, dan residu padat. Bahan bakar cair yang dihasilkan memiliki potensi untuk digunakan sebagai alternatif bahan bakar kendaraan bermotor setelah melalui tahap pemurnian.
Ketua LP3M UMUS, Prasetyo Yuli Kurniawan, M.Pd, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kampus dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang lebih inovatif dan berkelanjutan. “Melalui sosialisasi ini, kami berharap masyarakat, khususnya generasi muda, dapat lebih memahami pentingnya inovasi dalam mengolah limbah plastik agar memiliki nilai ekonomis dan sekaligus membantu mengurangi dampak pencemaran lingkungan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua ICMI Brebes, Dr. Moh. Toharudin, M.Pd., menegaskan bahwa peran akademisi dan masyarakat sangat penting dalam mendukung inovasi berbasis lingkungan. “Kami di ICMI sangat mendukung upaya edukasi seperti ini, karena selain membantu mengatasi permasalahan lingkungan, metode pirolisis juga berpotensi menciptakan peluang usaha baru berbasis ekonomi sirkular,” ungkapnya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari akademisi, mahasiswa, hingga perwakilan pemerintah daerah. Antusiasme peserta terlihat dari sesi diskusi yang berlangsung interaktif, di mana banyak pertanyaan diajukan terkait potensi implementasi teknologi pirolisis di tingkat lokal.
Sebagai tindak lanjut, LP3M UMUS berencana untuk mengembangkan program pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat yang tertarik untuk menerapkan teknologi pirolisis dalam skala kecil maupun industri. Harapannya, inovasi ini tidak hanya menjadi solusi lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Brebes.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan semakin banyak pihak yang tertarik untuk mengadopsi teknologi pirolisis dalam pengelolaan limbah plastik, sehingga dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus menciptakan sumber energi alternatif yang lebih berkelanjutan.